1.
Apa itu
Konstruktivisme ?
Konsrutivisme berasal
dari kata konstruktiv dan isme. Konstruktiv berarti bersifat membina, memperbaiki,
dan membangun. Sedangkan Isme dalam kamus Bahasa Indonesia berarti
paham atau aliran. Teori
Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif,
yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Pembelajaran Konstruktivisme
adalah suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental, membangun
pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur kognitif yang dimilikinya. Guru
lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Penekanan tentang
belajar dan mengajar lebih berfokus terhadap suksesnya siswa mengorganisasi
pengalaman mereka.
Pendekatan Konstrukstivisme memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membangun, mengembangkan pengetahuannya sendiri
sebagai hasil dari pengalaman yang diperoleh
dari kombinasi pengalaman pribadi seseorang dengan pengalaman yang dikonstruksi
dari orang lain.
2.
Siapa tokoh yang
mengemukakan teori Konstruktivisme ?
1.
Jean Piaget
Teori
belajar konstruktivistik yang dikembangkan oleh Piaget dikenal dengan nama
konstruktivistik kognitif (personal constructivism). Teorinya
berisi konsep-konsep utama di bidang psikologi perkembangan dan berkenaan
dengan pertumbuhan intelegensi, yang untuk Piaget, berarti kemampuan untuk
secara lebih akurat merepresentasikan dunia, dan dan mengerjakan
operasi-operasi logis dari representasi-representasi konsep realitas dunia.
Teori ini memiliki fokus perhatian pada bangkitnya dan dimilikinya
schemata—skema bagaimana seseorang mengenal dunia—dalam saat
"tingkatan-tingkatan perkembangan", ketika anak-anak menerima cara
baru bagaimana secara mental merepresentasikan informasi...
2.
Teori Vigosky
Teori
belajar Vygotsky menekankan pada sosiokultural dan pembelajaran. Siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuannya dipengaruhi oleh lingkungan sosial disekitarnya.
Pengetahuan, sikap, pemikiran, tata nilai yang dimilki siswa akan berkembang
melalui proses interaksi. konsep penting dalam teori Vygosky yaitu Zone Of
Proximal Development (ZPD) dan Scaffolding. Zone Of Proximal Development adalah
jarak antara perkembangan sesungguhnya dengan tingkat perkembangan potensial
dimana siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan dibawah bimbingan orang
dewasa. Sedangkan Scaffolding merupakan pemberian kepada peserta didik
selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan
mmemberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang makin besar
setelah dapat melakukannya sendiri.
3.
Teori Jhon Dewey dan Von Graselfeld
Selain Piaget dan Vygosky tokoh lain teori belajar kontruktivisme adalah Jhon
Dewey dan Von Graselfeld. Dalam hal ini seperti dikemukakan oleh Robert B.
Innes (2004:1) bahwa “Constructivist views of learning include a range of
theories that share the general perspective that knowledge is constructed by
learners rather than transmitted to learners. Most of these theories trace
their philosophical roots to John Dewey”. Maksudnya adalah bahwa pandangan
penganut konstruktivisme mengenai belajar meliputi serangkaian teori yang
membagi perespektif umum bahwa pengetahuan dikonstruksi oleh pembelajar bukan
ditransfer ke pembelajar. Kebanyakan dari teori seperti ini berakar dari filsafat
Jhon Dewey. Dewey menjelaskan bahwa manusia tidak selayaknya dibagi ke dalam
dua bagian, satunya emotional dan yang lainnya intelektual—yang satunya materi
nyata, lainnya imajinatif.
3.
Mengapa
menggunakan teori Konstruktivisme ?
Karena Menurut Piaget pengetahuan tidak diperoleh secara pasif
oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Belajar merupakan proses untuk
membangun penghayatan terhadap suatu materi yang disampaikan.
Vygotsky juga mengemukakan bahwa belajar itu
harus berlangsung dalam kondisi sosial, interaksi sosial itu penting saat siswa
menginternalisasikan pemahaman-pemahaman yang sulit, masalah-masalah dan
proses.
Penggunaan bahasa yang baik akan
mempengaruhi tingkat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep ilmu yang dapat
membangun pengetahuan siswa untuk memperoleh kebermaknaan interpersonal. Proses
pembelajaran Konstruktivisme lebih memberikan peluang kepada siswa untuk
belajar mandiri, mengaitkan pengalaman yang mereka miliki dengan pengetahuan
yang diberikan oleh seorang guru.
4.
Bagaimana teori
Konstruktivisme ?
Pembelajaran yang
mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada kesuksesan
siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan siswa dalam
refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata
lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka
melalui asimilasi dan akomodasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar