Rabu, 02 Januari 2013

konstruktivisme

1.      Apa itu Konstruktivisme ?

Konsrutivisme berasal dari kata konstruktiv dan isme. Konstruktiv berarti bersifat membina, memperbaiki, dan membangun. Sedangkan Isme dalam kamus Bahasa Indonesia berarti paham atau aliran. Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Pembelajaran Konstruktivisme adalah suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental, membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur kognitif yang dimilikinya. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Penekanan tentang belajar dan mengajar lebih berfokus terhadap suksesnya siswa mengorganisasi pengalaman mereka.
Pendekatan Konstrukstivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun, mengembangkan pengetahuannya sendiri sebagai hasil dari pengalaman yang diperoleh dari kombinasi pengalaman pribadi seseorang dengan pengalaman yang dikonstruksi dari orang lain.

2.      Siapa tokoh yang mengemukakan teori Konstruktivisme ?

1.      Jean Piaget
Teori belajar konstruktivistik yang dikembangkan oleh Piaget dikenal dengan nama konstruktivistik kognitif (personal constructivism).  Teorinya berisi konsep-konsep utama di bidang psikologi perkembangan dan berkenaan dengan pertumbuhan intelegensi, yang untuk Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih akurat merepresentasikan dunia, dan dan mengerjakan operasi-operasi logis dari representasi-representasi konsep realitas dunia. Teori ini memiliki fokus perhatian pada bangkitnya dan dimilikinya schemata—skema bagaimana seseorang mengenal dunia—dalam saat "tingkatan-tingkatan perkembangan", ketika anak-anak menerima cara baru bagaimana secara mental merepresentasikan informasi...
2.      Teori Vigosky
Teori belajar Vygotsky menekankan pada sosiokultural dan pembelajaran. Siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya dipengaruhi oleh lingkungan sosial disekitarnya. Pengetahuan, sikap, pemikiran, tata nilai yang dimilki siswa akan berkembang melalui proses interaksi. konsep penting dalam teori Vygosky yaitu Zone Of Proximal Development (ZPD) dan Scaffolding. Zone Of Proximal Development adalah jarak antara perkembangan sesungguhnya dengan tingkat perkembangan potensial dimana siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan dibawah bimbingan orang dewasa. Sedangkan Scaffolding merupakan pemberian kepada peserta didik selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan mmemberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang makin besar setelah dapat melakukannya sendiri. 
3.      Teori Jhon Dewey dan Von Graselfeld
Selain Piaget dan Vygosky tokoh lain teori belajar kontruktivisme adalah Jhon Dewey dan Von Graselfeld. Dalam hal ini seperti dikemukakan oleh Robert B. Innes (2004:1) bahwa “Constructivist views of learning include a range of theories that share the general perspective that knowledge is constructed by learners rather than transmitted to learners. Most of these theories trace their philosophical roots to John Dewey”. Maksudnya adalah bahwa pandangan penganut konstruktivisme mengenai belajar meliputi serangkaian teori yang membagi perespektif umum bahwa pengetahuan dikonstruksi oleh pembelajar bukan ditransfer ke pembelajar. Kebanyakan dari teori seperti ini berakar dari filsafat Jhon Dewey. Dewey menjelaskan bahwa manusia tidak selayaknya dibagi ke dalam dua bagian, satunya emotional dan yang lainnya intelektual—yang satunya materi nyata, lainnya imajinatif.

3.     Mengapa menggunakan teori Konstruktivisme ?

Karena Menurut Piaget pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Belajar merupakan proses untuk membangun penghayatan terhadap suatu materi yang disampaikan. 
Vygotsky juga mengemukakan bahwa belajar itu harus berlangsung dalam kondisi sosial, interaksi sosial itu penting saat siswa menginternalisasikan pemahaman-pemahaman yang sulit, masalah-masalah dan proses.
Penggunaan bahasa yang baik akan mempengaruhi tingkat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep ilmu yang dapat membangun pengetahuan siswa untuk memperoleh kebermaknaan interpersonal. Proses pembelajaran Konstruktivisme lebih memberikan peluang kepada siswa untuk belajar mandiri, mengaitkan pengalaman yang mereka miliki dengan pengetahuan yang diberikan oleh seorang guru.

4.     Bagaimana teori Konstruktivisme ?

Pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar